Kejang Demam Pada Anak.... Begini Pendekatan Diagnosisnya




Kejang...saat mendengar istilah kejang pasti akan menjadi momok tersendiri bagi orangtua yang mempunyai anak balita ya bun..

Tapi sebelum membahas lebih lanjut menganai kejang, mari kita bahas tentang jenis-jenis kejang.

Kejang pada anak harus dibedakan menjadi kejang yang disertai dengan demam atau kejang tanpa demam.

Kejang yang disertai demam disebut Kejang demam dan kejang tanpa demam tidak selalu epilepsi.

Kejang terjadi akibat lepasnya muatan listrik di otak akibat kelainan anatomi, fisiologi, biokimia, atau seluruhnya.

Kejang bukanlah suatu penyakit melainkan gejala klinis hilang timbul yang disertai dengan gangguan kesadaran, tingkah laku, gangguan motorik, otonom, sensorik. Dengan kata lain, sebelum kita melakukan anamnesis pendekatan kejang, pastikan terlebih dahulu bahwa anak tersebut benar-benar kejang.


Setelah yakin bahwa pasien mengalami kejang, selanjutnya kita membedakan apakah kejang demam atau bukan. Kejang demam adalah kejang yang didahului oleh demam bersuhu lebih dari 38 C (Rektal) tanpa disertai infeksi pada susunan saraf pusat atau gangguan elektrolit pada anak di atas usia 1 bulan, tanpa ada riwayat kejang tanpa demam sebelumnya. Dengan kata lain, hal yang harus ditanyakan kepada orang tua yang memiliki keluhan utama kejang adalah:
  1. Apakah kejang disertai demam? bila iya, berapa suhunya? (Tergolong kejang demam bila diatas 38 C rektal atau 37,5 pada pengukuran aksila)
  2. Berapakah usia bayi? (Harus di atas 1 bulan)
  3. Apakah ada muntah hebat? BAB cair yang terus menerus? (Bila iya, maka tidak dicurigai kejang demam, sebab muntah hebat, BAB cair bisa menyebabkan gangguan elektrolit yang memicu kejang)
  4. Apakah ada penurunan kesadaran setelah kejang? (bila iya, bukan kejang demam, melainkan infeksi Susunan Saraf Pusat)
  5. Apakah anak Anda pernah mengalami kejang tanpa demam sebelumnya? (Bila iya, kemungkinan bukan kejang demam)
Apabila pasien kita curigai kejang demam maka pertanyaan berikutnya adalah mengenai jenis kejangnya. Jenis kejang ini perlu kita ketahui sebab akan menentukan apakah pasien perlu di rawat, bagaimanakan prognosisnya, serta obat-obatan yang akan diminum selanjutnya.

Jenis kejang demam terbagi atas
  • Kejang Demam Sederhana (Simple Seizure)
    • Kejang disebut sederhana bila, berlangsung < 15 menit, bersifat tonik-klonik (kaku-kelojotan seluruh tubuh), tidak berulang dalam 24 jam
  • Kejang Demam Kompleks (Complex Seizure)
    • Kejang disebut kompleks bila, berlangsung > 15 menit, bersifat fokal atau fokal yang menjadi umum, berulang dalam 24 jam. Anak dengan kejang demam seperti ini perlu dirawat.
Setelah mengetahui jenis kejang demamnya, klinisi harus menentukan sumber demamnya dengan melakukan pendekatan diagnosis demam.

Indikasi Rawat Kejang Demam
  1. Tipe Kejang Demam Kompleks
  2. Hiperpireksia ( >41 C)
  3. Terjadi pada anak < 1 tahun
  4. Terjadi pertama kali
  5. Pasca kejang anak menjadi lumpuh atau tidak sadar
  6. Permintaan orang tua
Pemeriksaan Penunjang untuk mengetahui penyebab kejang demam:
  1. Lumbal Pungsi (bila ada kecurigaan infeksi SSP)
  2. Elektrolit (bila diduga ada gangguan elektrolit karena muntah, diare)
  3. Gula darah (bila curiga hipoglikemia)
Tata Laksana Kejang Demam
Kejang Demam Sederhana diberikan terapi intermintten yakni:
  • Antikejang : Diazepam 0,3-0,5 mg/kgBB per 8 jam selama demam.
  • Antipiretik : Parasetamol 10-15 mg/kgBB per 6 jam selama demam
  • Dua buah Diazepam rektal (5 mg bila < 10 kg, 10 mg bila > 10 kg) (Hanya diberikan bila anak kejang)
Bila ada kejang demam kompleks, atau riwayat epilepsi di keluarga atau adanya defisit neurologis setelah atau sebelum kejang, maka harus diberikan continous terapi selama 1 tahun.
  • Asam Valproat 15-40 mg/kgBB/hari  atau Phenobarbital 3-5 mg/kgBB/hari
Efek samping dari asam valproat adalah penurunan jumlah trombosit, sedangkan phenobarbital adalah toksik terhadap hepar.

Prognosis
Kejang demam mudah berulang bila: (Semakin banyak faktor risiko, semakin besar kemungkinan berulang)
  1. Terdapat riwayat epilepsi, kejang demam dalam keluarga
  2. Terjadi pada anak < 1 tahun kemungkinan berulang 50%, bila pada anak > 1 tahun kemungkinan berulang 30%
  3. Terjadi pada suhu demam yang tidak teralu tinggi( < 40C)
  4. Jarak antara demam dan kejang kurang dari 1 jam
Kejang demam bisa menjadi epilepsi bila: (kemungkinan: 4% bila semua faktor dibawah ada meningkat menjadi 20-15%)
  1. Ada riwayat epilepsi dalam keluarga
  2. Kejang sederhana yang terus berulang
  3. Kejang demam kompleks
  4. Terjadi pertama kali pada usia < 1 tahun
Apakah anak akan menjadi bodoh setelah kejang demam?
Pada penelitian didapatkan tidak ada perbedaan bermakna antara kecerdasan seorang anak sebelum mengalami kejang demam dan sesudahnya. Perbedaan bermakna terjadi bila anak tersebut telah memiliki defisit neurologis sebelum kejang demam pertama terjadi.

Sumber: Slide Kuliah Kejang Demam dr. Irawan SpA (FKUI-RSCM)

Semoga Bermanfaat