FAKTOR RESIKO
Penularan HIV terjadi pada kondisi yang memudahkan terjadinya pertukaran darah atau cairan tubuh yang mengandung virus atau sel yang terinfeksi virus.
Cara utama penularan HIV adalah :
1. Kontak Seksual
Kontak seksual merupakan cara infeksi utama yang berperan pada lebih dari 75% kasus penularan HIV ,baik homoseksual maupun heteroseksual . Virus berada dalam semen secara ekstraselular serta di dalam sel inflamasi mononuklear. Penularan terjadi melalui masuknya virus atau sel terinfeksi secara langsung ke dalam pembuluh darah yg robek akibat trauma atau aktivitas fagosit sel dendrit di mukosa . Proses penularan dipermudah dengan adanya penyakit menular seksual lain yang menyebabkanulserasi genital ,seperti sifilis dan virus herpes simleks .Gonorea dan klamidia meningkatkan re siko penularan dan meningkatkan jumlah sel inflamasi pada cairan seminalis.
2. Parenteral
Penularan HIV secara parenteral umumnya terjadi pada:
- Penyalah guna obat intravena (tersering) -> penularan terjadi melalui penggunaan jarum ,alat suntik ,atau perlengkapan lain yang tercemar oleh darah yang mengandung HIV secara bersama- sama .
- Penderita hemofilia yang menerima konsentrat faktor VIII atau IX
- Resipien acak transfusi darah
3. Penularan vertikal
Penularan dari ibu kejanin merupakan penyebab utama AIDS pada anak . Penularan dapat terjadi secara trasplasental, selama persalinan , dan melalui ingesti air susu ibu yang ter cemar HIV .Rute trasplasental dan intrapartum merupakan cara penularan utama .Resiko meningkat pada kondisi viral load maternal yang tinggi serta koriamniositis akibat peningkatan akumulasi sel inflamasi plasenta .
AIDS merupakan penyakit yang fatal sehingga masyarakat peduli terhadap penyebaran infeksi HIV dan tidak jarang menimbulkan kehawatiran dalam melakukan kontak dengan penderita.Penelitian menunjukkan bahwa HIV tidak ditularkan melalui hubunganpersonal yang biasa di rumah ,tempat kerja,atau sekolah .Penularan melalui gigitan serangga belum dapat di buktikan .
Pekerja kesehatan memiliki resiko tertular HIV melalui tusukan jarum yang tidak di sengaja atau terpanjannya kulit yang tidak intak oleh darah atau cairan tubuh yang trinfeksi .Prevalensi penularan HIV sekitar 0,3 % dari angka kejadian pajanan. Penularan HIV dari pekerja kesehatan terhadap pasien sangat jarang terjadi.
PREVENSI
Pemeriksaan dan konseling HIV merupakan dasar pencegahan penularan HIV .Penderita HIV akan mengalami penurunan kecenderungan untuk menularkan virus jika mereka tahu bahwa mereka terinfeksi serta mendapatkan konseling mengenai perilaku yang aman .Hingga saat ini belum ada vaksin yang efektif untuk mencegah HIV .Satu-satunya cara pencegahan infeksi adalah dengan menghindari kebiasaan atau perilaku yang meningkatkan resiko penularan.Berikut ini adalah strategi untuk mencegah penularan HIV:
1. Transmisi secara seksual
• Tidak melakukan hubungan seksual atau menunda hubungan seks pertama
• Berhubungan secara monogami dengan pasangan yang tidak terinfeksi HIV
• Mnggunakan kondom secara tepat dan konsisten ,namun terdapat resiko robek atau bocor
• Sirkumsisi mengurangi transimsi dari wanita ke pria sebesar 50%
2. Transmisi melalui darah
- Tidak menggunakan jarum suntik secara bergantian
- Mencegah penularan melalui transfusi darah dengan deteksi antigen p24 ,proses pemanasan konsetrat ,dan anamnesis donor,serta hanya melakukan transfusi darah jika terdapat indikasi .
- Prosedur sterilisasi alat yang aman untuk tato dan sirkumsisi
- Petugas kesehatan melindungi diri dari jarum suntik dan pajanan cairan yang terkontaraminasi
3. Resiko transmisi HIV dari ibu hamil kepada bayinya dapat dikurangi secara singnifikan dengan cara pemberian antiretroviral selama masa kehamilan dan proses kelahiran ,serta diberikankepada bayi hingga 6 minggu setelah dilahirkan .Sectio caesarea disarankan untuk ibu dengan kandungan HIV tinggi di darah .