Metode KB dengan Kondom, Diafragma dan Spiral/IUD


Cara KB dengan alat adalah hal yang paling ingin saya promosikan karena efek samping yang ditimbulkan tidak bersifat sistemik. Terutama untuk wanita KB dnegan cara alat tidak akan menambah berat badan Anda, hehe. (saya pun tergolong perempuan yang akan memilih KB dnegan cara alat)
Cara KB dengan alat

Kondom
Untuk alat yang satu ini saya yakin sudah diketahui oleh banyak kalangan. Alat ini efektif dan mampu menghindari infeksi menular seksual. Beberapa pasangan tidak menyukai cara ini karena dianggap mengganggu saat berhubungan seksual
Diafragma
Diafragma adalah alat yang ditaruh di dalam vagina perempuan. Alat ini seperti kantong karet berbentu mangkuk. Alat ini akan menghadang sperma masuk ke dalam rahim dan di mangkuknya dioleskan spermatisida sehingga sperma yang masuk akan mati. Seperti kondom, alat ini dapat dipakai hanya jika ingin berhubungan seksual. Untuk cara pemakaiannya sebaiknya diterangkan oleh dokter karena perempuan tersebut perlu penerangan mengenai anatomi alat genital bagian. Setiap selesai pemasangan diafragma, perempuan tersebut harus  meraba dengan jarinya bahwa alat telah terpasnag dengan baik.
Spiral atau IUD
Akhirnya kita sampai pada spiral atau IUD. Ini adalah cara KB yang ingin saya promosikan ke banyak kalangan (selain itu saya sendiri berencana untuk menggunakan KB ini. Kenapa? Mari kita cari tahu)
IUD atau spiral adalah suatu alat yang dimasukan ke dalam rahim. Alat ini akan menghambat masuknya sperma ke dalam rahim dan mencegah penempelan calon janin ke dalam rahim (mencegah implantasi). Alat ini memiliki efektifitas yang tinggi. Jenis spiral ada berbagai macam, dengan mekanisme kerja yang mirip. Keuntungan dari metode KB ini antara lain:
Hanya butuh satu kali pemasangan (perlu diingat pemasangan alat ini dapat dilakukan langsung setelah melahirkan dan hanya butuh waktu sekitar 3-5 menit). Jadi bila Anda adalah ibu hamil, saya sarankan katakan pada dokter Anda bahwa Anda menginginkan pemasangan spiral langsung setelah persalinan. Hal ini akan menghemat waktu dan nyeri.
Tidak menimbulkan efek sistemik. Berbeda dengan pil atau suntik yang bersifat hormonal, spiral tidak menyebabkan perubahan hormonal tubuh Anda sehingga penambahan berat badan ataupun timbulnya jerawat dapat dihindari. Untuk Anda yang berusia lebih dari 35 tahun, saya sangat sarankan memakai KB spiral atau KB alat lainnya karena KB dnegan hormonal dapat menyebabkan penyakit hipertensi dll.
 Reversibel. Ya, alat ini dapat dipakai hingga 8 tahun tanpa Anda harus perlu mengingat-ingat waktu pakai atau minum. Tetapi alat ini juga mudah dicabut, sehingga bahkan bila dalam waktu satu bulan Anda merasa ingin lepas, Anda dapat negan mudah melepasnya dengan hanya pergi ke bidan atau dokter terdekat sehingga begitu sangat reversibel.
Kekurangan dari IUD diantaranya adalah
Perdarahan
Umumnya setelah pemasangan IUD Anda akan mengalami perdarahan sedikit-sedikit yang dikenal sebagai spotting. Anda tidak perlu khawatir karena hal ini tidak berbahaya. Namun bila perdarahan keluar begitu banyak dan tidak dapat diatasi maka segeralah cabut. Mudah bukan?
Rasa Nyeri di perut
Rasa nyeri atau kejang pada perut ini umumnya akan timbul tapi juga akan menghilang dengan sendirinya. Bila nyeri terasa Anda juga bisa meminum analgetika sebagai penghilangnya.
Gangguan pada suami
Gangguan ini biasanya karena faktor benang. Bisa jadi benang IUD Anda terlau panjang atau terlau pendek. Untuk mengatasinya Anda cukup pergi ke bidan atau dokter setempat dan menyesuaikan benang IUD Anda.
Ekspulsi
Ekspulsi berarti IUD keluar dengan sendirinya. Biasanya hal ini terjadi karena pengaruh jenis dan ukuran, baru tiga bulan pertama pemakaian, atau pada ibu yang baru melahirkan sebanyak 1 atau 2 kali.
Pada pemasangan dapat terjadi Perforasi
Kejadian ini dapat timbul bila operator yang memasang tidak berpengalaman sehingga spiral Anda menembus dinding rahim. Hal ini tidak akan terjadi bila operator Anda adalah seseorang yang berpengalaman.

Perlu diluruskan bahwa apabila Anda hamil padahal masih memakai IUD, IUD tidak akan menimbulkan kecacatan apapun pada bayi. Banyak rumor yang beredar bahwa IUD dapat menempel di kepala bayi atau bagian lainnya. Semua itu TIDAK BENAR.