PENCEGAHAN & PENGOBATAN VARISES


Varises tentu sangat tidak menyenangkan untuk dilihat. Jadi bagaimana cara mengobatinya? Berikut ini adalah cara mengobati varises. 

TATA LAKSANA VARISES
Oleh Anggia Widyasari S.ked

Kebanyakan dari terapi varises atas indikasi kosmetik. Sedangkan indikasi medis, biasanya berupa keluhan kaki berat atau sakit jika berdiri lama, perdarahan, perubahan kulit hipotrofik, dan tromboflebitis superfisialis.

PERAWATAN NON BEDAH
A. Pencegahan

  • Hindari duduk atau berdiri lama, lebih baik berbaring atau berjalan kaki. Lebih banyak pergerakan, jalan, turun naik tangga, senam, berenang dan semua olah raga yang menggerakkan otot-otot tungkai secara teratur.
  • Bila terpaksa duduk atau berdiri lama, aktifkan pompa otot dengan cara menggerakkan kaki ke atas dan bawah yang dilakukan sesering mungkin.
  • Meninggikan kaki 15 cm (sedikit lebih tinggi daripada jantung) saat berbaring.
  • Hindari kelebihan berat badan
  • Pakai kaos kaki kompresi medik secara konsekuen.
B. Olah raga pada varises
Berenang merupakan pilihan utama karena dilakukan dalam air yang tanpa efek gravitasi dan semua gerakan dilakukan dengan lancar dan terus menerus. Yang harus dipertimbangkan adalah lantai keras seperti tenis dan bulu tangkis. Karena penghentian yang mendadak pada setiap langkah akan berakibat suatu gelombang syok pada aliran darah, yang dapat memperburuk katup yang sudah inkompeten.

C. Perawatan dengan suntik sklerotik
Skleroterapi adalah perawatan alternatif pada sindrom kegagalan vena menahun yang menghilangkan segala bentuk varises vena, dengan cara menyuntikkan zat sklerotik ke dalam lumen vena, atau denagn cara merusak endotel vena secara langsung seperti pemansan gelombang radio atau laser. Kekuatan batuan sklerotik dabagi atas:
  • Major               : iodine, sodium, tetradecyl sufate
  • Sedang            : sodium salycilate, polidocanol
  • Minor : chromated glycerin
Sedangkan menurut mekanisme kerjanya bahan-bahan ini dibagi atas:
  • Bahan detergen yang dapat merusak langsung endotel à polydocanol, sodium tetradecyl sulfate, sodium morrhuate, ethanolamine oleate
  • Bahan osmotik yang dalam waktu 1-4 hari merusak sel endotel dengan cara dehidrasià hypertonic dextrose, saline solutions
  • Bahan kimia dengan merusak langsung substasi interselular à chromated glyserin, polyiodide iodine
Terapi sklerotik bersifat paliatif artinya perawatan ini tidak dapat menghentikan pertumbuhan varises, karena itu paling sering diterapkan pada varises primer, sedangkan untuk varises sekunder hanya dilakukan setelah penilaian fungsi vena yang terkait. Indikasi untuk terapi sklerotik ini adalah:
  • Mencegah komplikasi yang disebabkan oleh varises
  • Mengurangi gejala yang ada
  • Untuk memperbaiki penampilan (kosmetik)
Tujuan utamanya yaitu untuk menyingkirkan reflux dan atau varises vena. Mekanisme skleroterapi adalah agar bahan sklerotik yang disuntikan akan merusak sel endotel setempat secara permanen, kemudian terjadi obliterasi vena yang diikuti oleh fibrosis. Posisi untuk mendapatkan kontak maksimal saat dilakukan skleroterapi adalah posisi rebah dan ekstremitas ditinggikan karena vena relatif akan kosong atau berkurang isinya.
Penyuntiksn bahan skelrotik dianjurkan bila penderita tidak ingin dioperasi atau bila varisesnya masih sedikit dan dengan diameter kurang dari 1 mm, hal ini merupakan pilihan satu-satunya pada varises dengan alasan kosmetik.2Setelah penyuntikan, dipasang kaus kaki atau pembalut elastik yang mengempa kaki sampai ke lipat paha selama beberapa minggu. Penderita harus berjalan kaki setiap hari sekurang-kurangnya satu jam. Ketika tidak berjalan, penderita harus duduk dengan kaki ditinggikan. Jika insufisiensi katup safenofemoral, safenopopliteal, atau katup perforans, terapi sklerosis tidak berguna karena varises akan kambuh.1

D. Laser pada varises
Terapi laser dengan long pulsed Nd. Indikasi penggunaan laser ini bila terlibat perubahan warna kulit,atau bila skleroterapi tidak memberikan hasil yang memuaskan, atau pada pasien yang tidak bersedia dilakukan suntikan. Biasanya terapi laser tidak dikerjakan pada kehamilan, pasien dengan antikoagulan, alergi, atau kemungkinan tumbuhnya keloid. Laser bekerja dengan merusak seluruh lapisan dinding vena (endovenous ablation), maka kemungkinan tumbuh kolateral baru adalah kecil sekali, dengan perkiraan terbentuknya varises baru sebesar 4% pasca terapi laser.        Keuntungan lainnya adalah kosmetik yang memuaskan dan lebih hemat dalam pemakaian. Komplikasi yang sering terjadi adalah pembengkakan, gatal, dan eritema.2

Pembedahan
Indikasi tindak bedah pada varises vena safena adalah varises yang lanjut, banyaknya keluhan serta adanya ulkus varikosum. Pada wanita biasanya masalah kosmetik. Cara pembedahan varises yaitu vena safena magna ataupun pada ekstremitas yang terlibat diikat pada percabangannya denagn vena femoralis dan dipotong, kemudian dengan memakai alat khusus dikeluarkan beserta cabang-cabangnya yang menderita varises (total stripping). Pasca operasi dapat terjadi bengkak, namun hal tersebut dapat dicegah dengan memakai kaos kaki elastik untuk penekanan selama 2 bulan. Kontra indikasi tindak bedah adalah usia lanjut atau keadaan umum buruk, berat badan berlebihan, tromboflebitis aktif, tukak vena terinfeksi, kehamilan, sumbatan arteri menahun pada tungkai bersangkutan dan tumor besar intraabdomen. Syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan tindakan operasi varises adalah sistem vena profunda yang paten. Komplikasi tindak bedah pada varises adalah Perdarahan, infeksi, edema tungkai, kerusakan saraf kulit (n.sefena dan n.ulnaris), limfokel, dan trombosis vena dalam yang dapat berakibat fatal. Di Indonesia angka keberhasilan operasi varises tungkai adalah 93,7% dengan angka ke kambuhan sebesar 6,3%.2


PENYULIT PADA VARISES VENA SAFENA
Terjadinya koreng pada pasien dengan varises vena saphena magna ataupun parva bermula dengan leukosit yang menempel pada dinding vena dan mengeluarkan protein yang mengikat sitokin, yang dibuat oleh makrofag dan endotel (proses imunologik). Selanjutnya leukosit keluar dari pembuluh darah dengan membuat lubang diendotel yang diikuti oleh terbentuknya pigmentasi disekitar pergelangan kaki. (endapan hemosiderin dalam lapisan kulit) yang kemudian berkembang menjadi dermatitis serta flebitis yang berulang. Biasanya berlanjut dengan indurasi jaringan lemak setempat akibat inflamasi (lipodermato sklerosis). Pada tekanan yang meninggi di dalam pembuluh pasca kapiler akan menyebabkan eksudasi cairan dan terbentuknya edema. Jaringan yang terganggu drainasenya ini mengakibatkan iskemi yang disusul oleh aktivitas dan migrasi leukosit. Inflamasi ini pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya trombosis lokal dan kerusakan jaringan (ulkus).
Lipodermatosklerosis (perubahan kulit berupa pigmentasi dan indurasi jaringan lemak akibat reaksi inflamasi yang diduga merupakan suatu preulcer) bisa ditemukan pada kegagalan vena menahun (CVI). Lokasinya disekitar pergelangan kaki, sesuai dengan lokasi tukak vena. Bila gangguan hemodinamik vena tepi terus berlangsung, akhirnya akan terbentuk tukak vena disekitar pergelangan kaki (biasanya dibawah dan dibelakang dari maleolus medialis) bebentuk lonjong, biasanya lebih dari satu, pinggirnya landai, dasarnya rata, dan ditutup kropeng. Sekitar tukak, kulit berwarna lebih gelap (hiperpigmentasi).
Koreng (ulkus varikosum) ini sukar sembuh karena tekanan vena yang meninggi. Karena itu bila kita mengadakan penekanan yang terkontrol, supaya tekanan vena perifer berkurang, maka diharapkan koreng akan mengecil dan sembuh secara normal. Tindakan yang definitif adalah melakukan operasi stripping VSM dan atau VSP, kemudian mencari dan melakukan ligasi semua vena perforantes serta semua cabang vena yang mengalir ke arah koreng tersebut. Emboli merupakan komplikasi varises perifer yang paling jarang terjadi namun dapat menyebabkan kematian terutama bila memasuki sirkulasi pulmonal.
Penanganan tukak varises terdiri atas tindakan untuk menjamin aliran darah vena kembali tanpa gangguan dan meniadakan bendungan vena maupun udem. Hal ini dapat dicapai dengan pembalut elastik dari jari sampai lipat paha. Pembalut harus dipasangkan sedemikian rupa sehingga tekanan dari ujung ekstremitas sampai lipat paha berkurang. Pembalut ataupun kaus kaki khusus tersebut akan memaksakan aliran vena ke atas, terlebih lagi jika penderita berjalan kaki. Pembalut atau kaus kaki ini tidak boleh dibuka kecuali bila penderita berbaring tidur, dan harus diganti sebelum daya elastisnya berkurang. Umumnya penderita kurang puas dengan kaus kaki karena harus menggunakannya seumur hidup, panas, dan harus dipasang dengan teliti serta diganti sebelum longgar.
Pada insufisiensi vena safena magna dengan insufisiensi katup safenofemoral, maka sebaiknya dilakukan ligasi tinggi vena safena magna. Semua cabang kecil harus diikat dengan seksama karena cabang ini merupakan sumber kekambuhan.
Selain ligasi tinggi ini, biasanya vena safena magna dan parva dikeluarkan seluruhnya dengan bantuan alat kawat yang dimasukan di vena safena magna setinggi maleolus medialis di pergelangan kaki sampai keluar di setinggi lipat paha sehingga dapat di cabut sekaligus dari atas ke bawah.

DAFTAR PUSTAKA

1.      Sjamsidajat R, de Jong W, Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002.
2.       Jusi D. Ilmu dasar vaskular. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2010
3.      Jusi HD, dahlan HM. Vakuler in: Reksoprodjo S, Pusponegoro AD, Kartono D, Hutagaum EU, Sumardi R, Luthfia C, et all. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta: Binarupa Aksara Publisher;
4.       Acosta J, Adams CA, Alarcon LH, Anaya DH, Ashley DW, Auerbach PS. Primary Venous insuficiency in: Sabiston Textbook of Surgery. 18th ed; 2007.
5.      Marieb EN, Hoehn K. Venous system in: Human anatomy an physiology. 7ed; 2007.
6.      Albanese CT, Anderson JT, Bardoro NM, Beenken SW, Berger MS, Berven S,et all. The veins in: Current surgical diagnosis and treatment. 12th Ed. California; 2005.