Kantong Plastik Hitam

Ini adalah salah satu momen yang paling berkesan diingatan saya.

Suatu hari saya berjalan dengan seorang teman. Ia membeli beberapa baju dan beberapa benda dari mal ternama. Setelah mengantar saya pulang, di depan kos dia mengatakan

"Dek, kamu punya kantong plastik hitam?"

saya menjawab "Punya, kenapa?"

"Aku minta dong" katanya


Saya kemudian ke dalam dan membawakanya satu kantong plastik hitam. Ia mengambil dan mengeluarkan seluruh isi belanjaannya hari itu dari kantong plastik asalnya dan memasukannya ke kantong plastik hitam.

Saya kemudian bertanya "Kakak ngapain?". "Gantiin kantong plastik"jawabnya santai. Aku makin bingung "Iya, tapi buat apa diganti-ganti?"

"Aku pernah menjadi seorang anak kecil yang hanya mampu duduk di teras sambil melihat tetangganya pulang membawa berkantung plastik hasil belanja mereka. Aku tahu perasaannya dan aku rasa, kantong plastik hitam ini bisa sedikit menjaga perasaannya"

Ini adalah suatu sudut pandang yang tidak pernah saya sentuh. Kadang seseorang begitu terbiasa dengan segalanya, naik turun mobil, pergi dengan pakaian terbaiknya, tas terbaiknya, tanpa pernah berpikir perasaan orang sekitarnya.
Kadang seseorang yang terbiasa dengan gemerlapnya bisa begitu terbiasa hingga membawa kegemerlapannya itu ke tempat orang-orang yang hanya meratap. Sebagian justru bangga untuk diratap.
Kadang kita yang terbiasa lebih tidak pernah berpikir atau mencoba mengerti perasaan orang yang meratap.

Malam itu saya dapat sebuah pelajaran, kantung plastik hitam itu tidak akan mengurangi kualitas baju di dalamnya, tapi kantung plastik hitam itu bisa menjaga perasaan orang di sekitarnya.

Baca Juga:
Cerita Sepotong Roti
Bukan Sok Arab Bukan Sok beriman
Cerita Tukang Becak Naik Haji