PERKEMBANGAN FUNGSI ORGAN PADA JANIN


PERKEMBANGAN FUNGSI ORGAN PADA JANIN
Oleh Yogi Ismail Gani, S.ked

            Perkembangan seorang manusia dimulai dengan pembuahan, suatu proses dimana spermatozoa dari pria dan oosit dari wanita bergabung membentuk suatu organisme baru yaitu zigot1. Setelah itu zigot tersebut berkembang terus menjadi janin hingga siap lahir. Selama itu pula, janin tersebut mengalami perkembangan sistem organ serta fungsi organ. Fungsi organ pada janin jelas berbeda dengan dengan fungsi organ orang dewasa.

·         Sistem Kardiovaskuler

Pada janin masih terdapat fungsi foramen ovale, duktus arteriosus Botalli, arteria umbilikales laterales, dan duktus venosus Arantii. Pertama-tama darah dari uterus masuk ke dalam tubuh janin melalui vena umbilikalis. Selanjutnya akan melalui duktus venosus Arantii dan mengalir ke vena kava inferior mengarah ke atrium dekstra. Dari atrium dekstra sebagian besar darah ini akan mengalir secara fisiologik ke atrium sinistra melalui foramen ovale. Setelah dari atrium sinistra, darah akan  mengalir ke ventrikel sinistrayang kemudian akan dipompakan ke aorta.
Hanya sebagian kecil darah dari atrium dekstra mengalir ke ventrikel dekstra bersama-sama dengan darah yang berasal dari vena kava superior. Karena tekanan paru-paru kecil, sebagian besar darah dari ventrikel dekstra yang seharusnya mengalir melalui arteri pulmonalis ke paru-paru, akan mengalir melalui duktus arteriosus Botalli ke aorta. Sebagian kecil akan menuju ke paru-paru, dan selanjutnya kembali ke jantung melalui vena pulmonalis ke atrium sinistra.
Darah dari aorta akan mengalir ke seluruh tubuh untuk memberi nutrisi dan oksigenasi pada sel-sel tubuh. Darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan sebagainya akan dialirkan ke plasenta melalui arteria umbilikales. Demikian seterusnya, sirkulasi janin ini berlangsung ketika janin berada di dalam  uterus2. Hb yang dibuat oleh janin adalah hemoglobin fetal tipe F (HbF) sedangkan pada orang dewasa adalah HbA. Eritrosit yang mengandung HbF mempunyai daya penarik lebih tinggi terhadap oksigen dibanding HbA dalam  keadaan pO2 dan Ph darah yang sama3.

·         Sistem Pernapasan
Sistem pernafasan janin di dalam uterus masih berhubungan dengan sistem kardiovaskuler. Janin dalam kandungan telah mengadakan gerakan-gerakan pernafasan, akan tetapi likuor amnii tidak sampai masuk ke dalam alveoli paru-paru. Pusat pernafasan ini dipengaruhi oleh konsentrasi oksigen dan karbondioksida di dalam tubuh janin itu. Apabila saturitas oksigen meningkat hingga melebihi 50% maka terjadi apnoe, tidak bergantung pada konsentrasi karbondioksida. Bila saturasi oksigen menurun, maka pusat pernafasan menjadi sensitif terhadap rangsangan karbondioksida. Pusat itu menjadi lebih sensitif bila kadar oksigen turun dan saturasi oksigen mencapai 25%2.
Sirkulasi utero-plasenter jelas berpengaruh terhadap pernapasan janin intra-uterin. Bila ada gangguan pada sirkulasi ini sehingga saturasi 02 turun, misalnya pada tetania uteri, eklamsia, tali pusat terjepit dan sebagainya, maka terjadilah ketidakseimbangan asam-basa pada janin yang berakibat lumpuhnya pernapasan janin.
Seperti telah disebutkan terdahulu, bahwa maturitas paru-paru dapat ditentukan dengan mengukur ratio lechitin-sphingomyelin. Lipoprotein ini berfungsi untuk mengurangi tekanan pada permukaan alveoli dan memudahkan paru-paru berkembang pada penarikan napas pertama janin. Refleks Marey adalah keadaan dimana bunyi denyut jantung janin melemah dan lambat setelah rahim berkontraksi. Keadaan ini adalah normal disebabkan terjadi gangguan sementara pada peredaran darah utero-plasenter3.

·         Traktus Digestivus
 Pada kehamilan empat bulan alat pencernaan ini telah cukup terbentuk dan janin telah dapat menelan air ketuban dalm jumlah yang cukup banyak, sehingga dengan demikian janin membantu pula dalam perputaran air ketuban. Absorpsi air ketuban terjadi melalui mukosa seluruh traktus digestivus. Mekoneum yang ada dalam saluran pencernaan berwarna hijau tua karena penghancuran bilirubin. Pada janin keadaan gawat timbul hipoksia berat; mekoneum keluar karena usus mengadakan peristaltik dan otot spfinter ani lumpuh (mencret), sehingga air ketuban berwarna kehijau-hijauan3. Pada umumnya janin menelan rata-rata 450 ml air ketuban setiap harinya.
Hepar janin pada kehamilan empat bulan mempunyai peranan dalam hemopoesis. Begitu pula dalam  metabolisme hidrat arang mulai berperan. Glikogen mulai disimpan dalam hati, yang pada akhir triwulan makin meningkat. Sesudah bayi dilahirkan, simpanan glikogen ini cepat terpakai. Vitamin A dan D disimpan juga dalam hati. 
Pankreas telah mulai berfungsi meskipun amat terbatas. Insulin telah dapat ditemukan pada kehamilan 13 minggu dan produksinya meningkat dengan tuanya kehamilan. Pada ibu dengan diabetes mellitus tampak adanya hipertrofi sel-sel Langerhans2.

 Sumber Pustaka
1.      Sadler, T.W. Embriologi Kedokteran Langman. Jakarta: EGC, 1997.
2.      S, Prawirahardjo. Ilmu Kebidanan. Ed 2. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, 1981.
3.   Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Ed 2. Jakarta: EGC, 1989.