Seseorang mengirim uang kepada anak perempuan yatim piatu
setiap bulan, anehnya orang itu tidak pernah muncul . 15 tahun kemudian dia
baru tau siapa orang itu sebenarnya. Musim dingin, sedikit sekali orang yang keluar. Di kedua
sisi jalan, hanya ada beberapa toko yang buka, bisnisnya sangat sepi.
Seorang gadis kecil berjalan di tengah salju dengan susah payah. Tangannya menutup bibirnya, nafasnya terengah-engah. Akhirnya, ia berhenti di depan toko roti.Gadis itu menelan ludahnya, aroma roti yang keluar dari toko itu sangat harum.
"Hai, gadis kecil, kamu ingin beli roti?" tanya pemilik toko.
Gadis itu menggeleng-geleng kepala, "Paman, aku lapar. Boleh kasih aku satu roti tidak? Nanti kalau aku punya uang aku ganti."
"Tidak ada uang?" tanya pemilik toko sambil mengangkat bahu. "Toko ini hanya menjual tidak meminjam. Mana ayah dan ibumu? Gak ada uang suruh mereka yang beli."
Gadis itu menundukkan kepala, "Mereka sudah tidak ada." Gadis itu pun membalikan badan dan bersiap untuk pergi. Tiba-tiba, ada suara pria bertanya, "Bos, berapa rotinya?"
"Satunya 5000 rupiah."
"Baik aku minta 2 yah."
Gadis melihat sebuah pria yang berpakaian compang camping. Kelihatannya seorang pengemis. Ia pun berjongkok dan tersenyum, "Gadis kecil, kalau kamu merasa kau tidak kotor, makanlah roti ini."
"Ini..." gadis kecil tampak ragu sambil menelan ludahnya lagi.
"Kenapa? Kamu merasa aku kotor yah?"
Gadis kecil langsung menggeleng-gelengkan kepala, "Tidak, tidak. Paman… aku lihat paman juga… miskin. Tapi mau kasih aku, nanti paman makan apa?"
Pengemis itu tertegun, kelihatannya gadis ini sudah mengerti. Mereka pun mulai mengobrol.
Ternyata gadis ini bernama Santi, ibunya diam-diam membuangnya karena keluarganya terlalu miskin. Sebulan yang lalu, ayahnya meninggal karena sakit parah. Meski baru berusia 10 tahun, Santi harus hidup seorang diri, mengandalkan dirinya sendiri.
Mendengar cerita Santi, sang paman pengemis pun mengajaknya untuk pergi mengemis bersamanya.
Setengah bulan kemudian, paman pengemis dengan gembira berkata kepada Santi, "Ada orang kaya yang menyukai kamu, dan ingin kamu menjadi anak angkatnya, apakah kamu bersedia?"
Santi belum sempat menjawab, paman pengemis itu berkata lagi, "Tapi sekarang dia lagi di luar negeri. Sebelum pergi, dia ada kasih aku uang untuk kamu untuk mencukupi makan dan tinggal, juga untuk kamu sekolah. Tunggu dia balik dari luar negeri, dia akan menemui kamu. Kamu gak ngomong apa-apa berarti setuju yah.
Santi pun pulang ke rumahnya, menjalani hidup normal. Tapi bedanya, setiap bulan, paman pengemis akan memberinya uang bulanan. Kadang ketika membuka pintu, paman pengemis sudah ada di depan pintu tertidur lelap.
Waktu berlalu dengan cepat, sekarang Santi sudah berusia 27 tahun. Setelah lulus kuliah, dia memulai bisnis kecil dengan teman sekamarnya.
Mungkin karena dulunya pernah menderita, hidup Santi menjadi lancar sekarang . Namun, ada satu hal yang menyangkut dihatinya. Ibu angkat Santi dari luar negeri tidak pernah kembali untuk mencarinya. Dia pernah mencoba untuk mencarinya, tapi tidak ada hasil.
Untuk paman pengemis, setelah lulus kuliah tidak pernah muncul lagi membawa uang, hilang tanpa jejak. Dulu, Santi pernah bertanya tentang ibu angkat kepada paman pengemisnya. Namun namanya saja paman pengemis enggan menjawab.
Santi tidak menyerah, dia pun mulai mencari keberadaan paman pengemis. Apa yang ditemukan Santi membuatnya menangis gemetaran.
Data itu menunjukkan nama pengemis tersebut Anton. Usianya 62 tahun dan sudah mengemis selama 23 tahun. Dengar-dengar dari orang-orang, dia mempunyai seorang anak perempuan bernama Santi. Selain mengemis, dia bekerja di kuli dan sebagainya.
Air mata Santi terus mengalir tanpa henti, dia tidak percaya dengan apa yang ditemukannya. Dia segera pergi mencari pengemis itu.
Santi melihat Anton, duduk di pinggir jalan, mengigil karena kedinginan. Mukanya penuh dengan keriput, badannya sangat kurus. Santi langsung berlutut, dan menangis sambil berkata, "Kenapa gak beritahu aku? Kenapa bohong dan berkata ada ibu kaya yang mau merawatku? Kenapa 10 tahun ini, aku baru tahu sekarang?"
Kejadian ini mengundang kerumunan, banyak yang penasaran apa yang terjadi. Mengapa ada seorang gadis muda yang cantik dan rapi berlutut kepada seorang pengemis?
Anton menunduk dan mundur, seakan-akan menjaga jarak dengannya. "Sekarang… kamu… kamu sudah tahu semuanya." Anton menatap baju lusuhnya dan menghela napas. "Aku seorang pengemis yang kotor, derajatku paling rendah di dunia ini. Karena… kalau orang-orang tahu kamu punya ayah seperti aku, kamu akan dipandang rendah oleh orang lain."
Santi terisak-isak, bahkan orang disekitarnya juga mulai menangis. Hatinya terharu sekaligus sakit, Santi langsung memeluknya terharu. "Bagaimana mungkin merasa kamu kotor? Bagaimana mungkin takut tidak dipandang? Aku salah karena aku tidak tahu dari awal. Ternyata selama ini kamu yang menjaga, merawat aku. Kamu yang selalu berada disampingku. Ayah, aku pulang denganku."
"Nak… aku… aku..."
"Ayah, pulang denganku."
Santi pun menuntunnya ke mobil. Hari itu dinginnya menusuk ke tulang, tapi hati Santi dan Anton terasa hangat.
Jangan lupa untuk SHARE cerita ini kepada teman-teman anda yah!
Sumber: Beauty