Rehabilitasi Pendengaran


Rehabilitasi pendengaran
Oleh Hilman Zulkifli A

Rehabilitasi pendengaran adalah suatu prosedur yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan komunikasi bagi orang yang mengalami gangguan pendengaran. Oleh karena itu, alat bantu dengar yang biasa dipakai untuk mengatasi gangguan komunikasi tersebut meliputi 3 prinsip yaitu amplifikasi, auditory training, dan oral communication methods.

Alat bantu dengar memiliki bermacam bentuk, seperti ada yang ditaruh di kanal telinga, di belakang telinga, dan pada telinga. Masing-masing alat bantu dengar ini memiliki tiga komponen utama yaitu microphone,amplifier dan receiver. Pada microphone fungsinya untuk menangkap suara dari lingkungan dan mengubah sinyal akustik menjadi sinyal
elektrik yang dihubungkan dengan amplifierAmplifier berfungsi untuk meningkatkan amplitudo sinyal listrik dan mengirimkan ke receiverReceiver berfungsi untuk mengubah sinyal elektrik yang telah teramplifikasi menjadi sinyal akustik dan mengirimkannya ke liang telinga.

Selain alat bantu dengar yang dipasang di luar, juga ada alat bantu dengar yang dipasang di telinga dalam (cochlear implant bagian elektrodanya) untuk gangguan pendengaran yang tidak mampu menggunakan amplifikasi konvensional seperti pada kehilangan fungsi sel rambut .Tetapi tidak semua komponennya ditaruh di telinga dalam, ada yang di luar yaitu sirkuit elektroniknya yang ditanam di tulang temporal.

Hal ini penting karena pada gangguan ini sebagaimana gangguan penglihatan juga maka akan terjadi gangguan motorik, sensorik, kognitif, intepersonal dan intrapersonal. Adapun pada rehabilitasi pendengaran anak yang utama ialah identifikasi awal gangguan dan prevensi gangguan. Semakin cepat diidentifikasi, maka latihan komunikasi bisa segera dimulai setelah kita sebelumnya menyingkirkan gangguan anatomi (misal membran timpani rusak, tidak akan berguna walau dilatih terus-menerus, perbaiki dulu kelainan anatominya). 

Hal ini penting karena kita perlu mengetahui metode komunikasi apa yang paling tepat dalam mengefektifkan training yang akan dilakukan. Faktor-faktor yang terkait seperti kemampuan pendengaran yang tersisa, kemampuan kognitif dan bahasa. Apabila telah menggunakan alat bantu dengar, maka perlu diajarkan untuk memaksimalkan kemampuan pendengaran yang tersisa. Pendekatan yang digunakan ada 2 jenis yaitu pendekatan oral untuk membantu dan mengembangkan kemampuan oral anak serta pendekatan manual yaitu untuk membantu dan mengembangkan kemampuan bahasa dengan menggunakan sensori yang masih ada (biasa diajarkan dengan menggunakan bahasa isyarat), yang kemudian kedua pendekatan itu digabungkan menjadi pendekatan komunikasi total dalam memaksimalkan kemampuan bahasa dan berbicara.

Ada juga pendekatan Carhart dalam auditory training :
  • mampu menyadari adanya suara (dokter mampu membuat anak dapat menyadari adanya suara, memahami bahwa suara itu mempunyai arti)
  • diskriminasi suara yang umum/general (mengajari bahwa sumber bunyi berbeda menghasilkan suara yang berbeda, membedakan suara yang sangat berbeda seperti klakson mobil dan bel pintu, dapat membedakan suara intensitas tinggi dan rendah, nada tinggi, nada rendah, durasi suara)
  • diskriminasi yang lebih spesifik pada suara yang simpel (anak telah siap mengaplikasikan pengetahuan yang didapat dari 2 langkah sebelumnya, biasa dimulai dengan dokter mengajarkan huruf-huruf alfabet aiueo, dan kalimat-kalimat simpel sapaan seperti selamat pagiapa kabar)
  • diskriminasi secara lebih halus dan jauh lebih spesifik .