Koledokolitiasis


Koledokolitiasis

Kolelitiasis adalah istilah untuk terbentuknya batu empedu. Batu empedu terbentuk di traktus biliaris, biasanya di kandung empedu. Batu empedu biasanya terbentuk secara diam-diam dan asimtomatis selama berpuluh-puluh tahun. Migrasi batu empedu menuju duktus sistikus dapat menghambat aliran cairan empedu saat kandung empedu berkontraksi. Hal ini menyebabkan peningkatan tekanan di dinding kantung empedu dan menimbulkan nyeri yang khas (kolik bilier). Koledokolitiasis adalah
terbentuknya satu atau lebih batu empedu di saluran empedu, bisa pembentukan primer di saluran empedu atau ketika batu empedu lewat dari kantung empedu melalui duktus sistikus menuju saluran empedu. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan batu ini di antaranya stasis cairan empedu, baktibilia, ketidakseimbangan kimia dan pH, peningkatan ekskresi bilirubin, dan pembentukan lumpur. Terdapat beberapa jenis batu yakni batu kolesterol, batu pigmen, dan batu pigmen coklat (terdiri dari campuran pigmen dan lipid bilier). Obstruksi saluran empedu oleh batu dapat menyebabkan gejala dan komplikasi berupa nyeri, ikterus, kolangitis, pankreatitis, dan sepsis.3,4
Pasien dengan koledokolitiasis bisa saja asimtomatis. Namun, gejala yang umum terjadi antara lain nyeri di kuadran kanan atas, bersifat kolik, hilang timbul atau menetap, dapat disertai dengan mual muntah. Ikterus dapat terjadi ketika saluran empedu terobstruksi sehingga bilirubin direk memasuki aliran darah. Demam merupakan tanda terjadinya kolangitis. Tiga gejala trias Charcot yakni demam, ikterus, dan nyeri perut kuadran kanan atas secara kuat menegakkan diagnosis kolangitis. Batu empedu juga dapat berkembang menjadi pankreatitis, apabila obstruksi terjadi di level ampula Vater. Nyeri pankreatik terletak di epigastrik dan midabdominal, tajam, terus-menerus, dan menjalar ke punggung. Pada pemeriksaan fisik biasanya didapatkan nyeri pada abdomen kuadran kanan atas, ikterus, demam, hipotensi, flushing. Batu saluran empedu dapat primer atau sekunder. Primer apabila terbentuk di saluran empedu, biasanya karena stasis bilier atau baktibilia kronik. Batu yang terbentuk biasanya batu pigmen coklat. Batu sekunder terbentuk dari kantung empedu dan bermigrasi ke saluran empedu, biasanya batu kolesterol dan batu pigmen hitam.3,4
Pemeriksaan laboratorium tidak menunjukkan perubahan yang signifikan, mungkin terjadi leukositosis, peningkatan kadar bilirubin serum (>3 mg/dL), peningkatan amilase lipase (menandakan pankreatitis), peningkatan alkalin fosfatase dan gamma-glutamyl transpeptidase menandakan obstruksi, peningkatan PT, penurunan vitamin K, peningkatan transaminase hati pada koledokolitiasis ang disertai kolangitis atau pankreatitis, kultur darah positif pada kolangitis. Pemeriksaan radiologi yang paling dapat diandalkan adalah kolangiografi. Selain itu bisa juga digunakan modalitas lain, yang dibagi menjadi preoperatif (USG, endoskopik USG, CT scan, MRCP, kolangiografi), intraoperatif (kolangiografi, USG), postoperatif (T-tube kolangiografi, ERCP, PTC).3,4
Penatalaksanaan koledokolitiasis dapat berupa medikal dan surgikal. Medikal mencakup Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP), percutaneous extraction, extracorporeal shock wave lithotripsy.3,4